Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hiburan, Seni dan Budaya

Era Baru Musik Keroncong, Semakin Digandrungi Milenial

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Heryanto

09 - Nov - 2019, 23:35

Placeholder
Ketua Penggerak PKK Ny Ninik Rijanto, Kepala Dinas Parbudpora Suhendro W bersama salah satu grup keroncong penampil di Pekan Budaya.(Foto : Aunur Rofiq/BlitarTIMES)

Keroncong lambat laun semakin diminati kalangan muda. 

Seperti halnya disetiap pagelaran keroncong yang diadakan di Jawa Timur selalu dipenuhi pengunjung mulai dari kalangan remaja, paruh baya hingga kaum sepuh.

Pesatnya perkembangan keroncong di Jawa Timur menjadikan daerah ini sebagai barometer keroncong Indonesia.

Gairah ‘ledak’ keroncong salah satunya dapat dirasakan di Pekan Budaya Kabupaten Blitar yang digelar Rumag Blitar Kreatif (RBK) dan Pemkab Blitar di Alun-Alun Kanigoro, Jumat-Minggu (8-10/11/2019). 

Puluhan grup keroncong dari seluruh wilayah Jawa Timur tampil menghibur warga yang sejak sore memadati kawasan Alun-Alun. 

Penonton multi usia nampak kerasan berlama-lama menikmati keroncong sambil menikmati kopi dan kuliner yang tersaji di Pekan Budaya.

Acara Pekan Budaya Kabupaten Blitar juga diisi dengan edukasi yang dikemas dalam sarasehan budaya pada Sabtu (9/11/2019) malam, yang menampilkan beberapa narasumber, diantaranya Abdul Azis (Ketua RBK), Bambang Suharto (Ketua Pamori Jawa Timur) dan Suhendro Winarso (Kepala Dinas Parbudpora Kabupaten Blitar).

Budayawan Purwanto selaku moderator, menjelaskan keroncong era milenial merupakan keroncong yang mengalami perubahan-perubahan budaya. 

Pekan budaya yang digelar selama tiga hari tiga malam diharapkan mampu menkeroncongkan kaum milenial.

“Keroncong merupakan salah satu produk budaya, kita lihat kali ini 3 malam kalau keroncong itu identik dengan wong sepuh, kali ini milenial keroncong semua,” ungkap Purwanto.

Sukses menjadi surganya keroncong, Pekan Budaya Kabupaten Blitar kali ini, menjadi bukti pesatnya perkembangan keroncong, keroncong era milenial tak bisa lagi disamakan dengan keroncong era 70an.

“Keroncong telah mengikuti perubahan di masyarakat, semoga terus lahir inovasi-inovasi untuk terus memajukan keroncong,” tukasnya.

Sementara itu Ketua RBK, Abdul Azis, selaku narasumber pertama menyampaikan, musik keroncong hari ini bukan lagi musik keroncong yang dinikmati oleh generasi Baby Bomber ( anak lahir tahun 45 -60an), generasi X yang lahir tahun 60 - 80 an. 

Namun generasi milenial yang lahir antara 80 sampai sekarang bisa menikmatinya.

“Mereka (anak milenial) dulu hanya mendengar musik Keroncong yang populer di Indonesia. Malam ini di pekan budaya Kabupaten Blitar, mereka generasi milenial membuktikan diri bisa bermain Keroncong dengan kemampuan yang musikalitas yang tinggi.  Semoga Keroncong menjadi trend dan identitas budaya Indonesia. Menjadi musik yang bisa membawa kebudayaan yang berkarakter kepribadian Indonesia,” tandas Azis.

Narasumber kedua, Bambang Suharto, Ketua Paguyuban Artis dan Musisi Orkes Keroncong Indonesia (Pamori) Jawa Timur, di kesempatan ini menyampaikan perkembangan musik keroncong di Jawa Timur paling pesat di Indonesai. 

Ini dibuktikan dengan tingginya kaderisasi musisi keroncong di Jawa Timur.  

Bambang menyebut, kaderisasi musisi keroncong Jawa Timur tertinggi di Indonesia.

“Kalangan muda (usia 30 tahun ke bawah) musisi keroncong di Jatim tumbuh subur, sekitar 85%. Sementara usia 30 keatas prosentasenya hanya 15%, kecil. Jawa Tengah saja cemburu kepada kita soal regenerasi, padahal disana ada sekolah musik. Ada indikasi, anak-anak yang sekolah musik tidak mau maen keroncong, mereka maen jazz dan lainnya. Kalau Jawa Timur, belajar otodidak, tapi bisa mengalahkan Jawa Tengah,” paparnya.

Menurut Bambang, pesatnya perkembangan keroncong di Jawa Timur disebabkan oleh budaya.

”Seni budaya di Jatim ini cepat sekali berkembang, karena anak-anak muda Jatim sangat kreatif, kreatifitasnya mengalahkan anak-anak dari luar daerah,” lanjutnya.

Pamori sendiri, lanjut Bambang, akan terus berupaya mengembangkan musik keroncong agar kedepan perkembanganya bisa semakin baik lagi dan menjadi identitas keindonesiaan yang dicintai seluruh rakyat Indonesia.

“Program kita salah satunya kaderisasi, dari musisi maupun penyanyi, dan peralatan musik. Kalau dulu peralatan banyak yang manual akustik, sekarang banyak yang elektrik. Banyak alat-alat musik baru munculnya dari Jawa Timur, seperti cello itu aslinya kan akustik, kini Jawa Timur memunculkan cello elektrik. Perubahan ini tidak bisa ditolak, karena moderninasi. Dan kini saya merintis maen musik keroncong tanpa kabel, jadi maen musik tidak perlu diam karena kabel, maen keroncong bisa berekspresi, masa rock bisa keroncong nggak bisa,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Parbudpora Kabupaten Blitar, Suhendro Winarso, dalam paparanya menyampaikan Blitar sejak dulu merupakan tempat lahirnya orang-orang kreatif. Dia mencontohkan, Pak Turut (penemu Ketok Magic), Mbah Mujair (penemu ikan Mujair). 

Di kesempatan ini Suhendro memuji kreatifitas Rumah Blitar Kreatif (RBK) yang memunculkan event kreatif dalam kemasan Pekan Budaya, yang salah satunya menampikan musik keroncong, jazz, mini festival kopi, dan bazar kuliner.

“Kita apresiasi, khususnya keroncong yang ternyata diapresiasi oleh masyarakat. Kita apresiasi ternyata masyarakat Blitar ini memiliki jiwa seni yang tinggi dan dalam kegiatan semacam ini,” tegas kepala dinas yang juga seorang dalang.

Suhendro berjanji ke depan pihaknya akan terus mendukung acara-acara kreatif yang digelar di Kabupaten Blitar.

”Acara semacam ini bukan hanya keroncongnya, tapi berpengaruh pada perputaran ekonomi masyarakat. Ini arahnya kepada peningkatan kesejahteraan dan daya saing Blitar,” tandasnya.

Kedepan lanjut Suhendro, Pemkab Blitar akan terus mencari ciri khas Kabupaten Blitar yang bisa dibanggakan, tidak hanya oleh masyarakat Blitar, tapi juga dibanggakan masyarakat dunia. 

Untuk musik, tidak hanya keroncong, tapi pihaknya juga mendorong musisi Blitar untuk menemukan musik yang asli genrenya Blitar.

“Untuk musik, saya sudah sering komunikasi dengan musisi berbagai genre, coba cari musik yang asli genre nya Blitar. Kita juga berharap suatu saat di hotel-hotel, di café-café bisa menampilkan musik genrenya Blitar. Sebagai contoh saja, kalau ke Sunda kita dengan music degung, kalau kita ke Bali kita temui musik Bali yang khas,” paparnya. (kmf)


Topik

Hiburan, Seni dan Budaya blitar berita-blitar Musik-Keroncong Keroncong



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Heryanto