Merawat bangsa Indonesia yang mempunyai hampir 700 lebih suku yang tersebar di 17 ribu kepulauan bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan satu kesungguhan.
Untuk itu, harus ditanamkan kepada generasi muda di setiap sekolah.
Hal ini dinyatakan oleh Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko dalam sambutannya saat menghadiri pembukaan event Pelangi Bangsaku ke-8 di SMAK Kolese Santo Yusup Malang, Sabtu (26/10/2019).
"Butuh satu kesungguhan dan tentu selalu kita tanamkan kepada anak didik yang ada di sekolah-sekolah," ucap Bung Edi.
Bung Edi menyampaikan, Wali Kota Malang bersama seluruh perangkat daerah yang ada di Kota Malang terus membangun suatu kehidupan yang harmonis di Kota Malang.
"Sebab di Kota Malang ini insya Allah
sukunya dari Sabang sampai Merauke ada. Termasuk di Smak Kolese Santo Yusup, siswanya dari Sabang sampai Merauke," tuturnya.
Untuk itu, ia mengajak untuk menjaga Kota Malang agar tetap harmonis.
Sebab, di Kota Malang tempat menuntut ilmu, mengais rezeki, dan berkarya untuk bangsa dan negara.
Lebih lanjut Edi menyampaikan, event Pelangi Bangsaku yang merepresentasikan keragaman Indonesia ini memberikan satu pembelajaran, yakni merawat bangsa yang berbhinneka butuh kebersamaan, kesadaran, dan pengorbanan.
"Karena di situlah sebetulnya kita bisa saling menggali lebih dalam. Karena perbedaan kita bisa belajar, karena perbedaan kita bisa mengetahui satu dengan yang lain. Sehingga dari khasanah itulah sebetulnya modal dan kekuatan terbesar kita adalah justru di Bhinneka Tunggal Ika itu," paparnya.
Ia berharap, Pelangi Bangsaku yang mengangkat tema Pelangi Bangsaku sebagai Sarana untuk Mencintai Budaya Bangsa dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Luhur Pancasila ini ke depannya bisa diadakan di luar sekolah.
"Harapannya bisa dilakukan juga di tempat-tempat lain karena ini kan yang hadir seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," harapnya.
Kalau bisa, lanjutnya, sekolah bekerja sama dengan dinas yang menangani bidang pendidikan, entah di provinsi maupun di kota.
"Bisa berkolaborasi dan ditempatkan pada area yang representatif. Sehingga masyarakat di luar bisa menikmati, belajar, dan lain sebagainya. Jadi bukan saja pengetahuan. Tetapi nilai-nilai itulah yang hakiki," pungkasnya.