Sempat ramai beberapa pekan ini terkait mangkraknya wisata Taman Jeru, Tumpang membuat berbagai kalangan mempertanyakan hal itu dan menjadi polemik.
Seperti kita ketahui, hampir dua tahun tak berjalan sebagai lokasi wisata yang sempat ramai dengan taman buah dan burungnya. Padahal taman itu mendapat gerojokan anggaran miliaran rupiah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Satu sisi, dari data LPSE tercatat pada 19 Juni 2019 lalu, Dinas Pariwisata Kabupaten Malang membuka lelang untuk mengalokasikan anggaran pengembangan track wisata alam Taman Buah Jeru dengan nilai pagu paket pekerjaan senilai Rp 3.292.250.000 dan nilai HPS Paket sebesar Rp 1.697.364.301.
Serta dimenangkan oleh CV Mahameru dengan harga penawaran Rp 1.432.574.052, dan harga terkoreksi Rp 1.432.574.052, serta hasil negoisasi sebesar Rp 1.425.400.000.
Ternyata hingga kini belum terlihat adanya tanda-tanda pembangunan di Taman Jeru, terkait pengembangan track wisata alam. Bupati Malang Sanusi justru memiliki pandangan lain. Taman Jeru, Tumpang, yang telah lama tak beroperasi itu direncanakan untuk dibangun Terminal Pariwisata dengan luas lahan 11 hektar (ha).
"Kita persiapkan eks Taman Jeru, Tumpang, sebagai lokasi Terminal Pariwisata. Ini juga sudah jadi perbincangan dengan Pemprov Jatim," ucap Sanusi.
Politikus PKB ini pun melanjutkan, untuk anggaran Terminal Pariwisata yang nantinya diperuntukkan untuk berbagai bus wisata yang keluar dari tol Mapan dan masuk ke Kabupaten, Kota Malang dan Batu, rencananya dari Pemprov Jatim.
"Sedangkan untuk lahannya dari kita. Itu kita rencanakan di eks Taman Jeru, Tumpang," ujarnya.
Terkait pengembangan Taman Jeru dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, dimungkinkan dalam upaya untuk rencana lainnya di lokasi yang sama. Yakni, Taman Jeru akan dikembangkan kebun anggrek seluas satu ha dan pengembangan mawar.
"Juga akan dikembangkan agribisnis untuk penumpang bus pariwisata," lanjut Sanusi.
Secara teknis, nantinya, bus pariwisata akan masuk semua dulu ke Terminal Tumpang yang keluar dari exit tol Pakis. Untuk meneruskan perjalanannya ke Malang Raya, akan tersedia moda transportasi lain, sehingga tak mengurangi kemacetan di area kota Malang dan Batu.
Konsep tersebut, menurut Sanusi, telah dijalankan di Bali. "Itu telah dijalankan di Bali. Bus pariwisata berhenti di terminal pariwisata dan penumpang melanjutkan dengan moda lain," pungkasnya.