Buntut tewasnya Imawan Randi, mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kota Kendari Sulawesi Tenggara yang meninggal dunia saat aksi menolak RUU KUHP dan RUU KPK baru beberapa hari yang lalu, mengundang simpati mahasiswa di daerah lain di Indonesia.
Di Blitar, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar menggelar aksi damai di depan Mapolres Blitar Kota pada Senin (30/9/2019) siang. Mereka menuntut kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kematian rekan mereka sesama mahasiswa itu.
"Usut tuntas Pelaku penembakan mahasiswa baik dari kepolisian maupun siapapun harus diusut tuntas karena keadilan harus ditegakkan," kata Ahmad Sugino, ketua PMII Blitar sekaligus Kordinator Aksi PMII di Depan Polres.
Dalam aksi tersebut, pihaknya juga menuntut adanya keterbukaan publik terkait hasil tim investigasi kepolisian yang menangani meninggalkannya Imawan Randi. Mereka juga meminta kepolisian untuk tidak tebang pilih menangkap dan mengadili oknum kaum intelektual yang terlibat di penembakan mahasiswa tersebut.
"21 tahun kita menghadapi orde baru, tapi setelah reformasi masih aja ada oknum yang represif. Seharusnya kita utamakan dialog jangan sampai kembali lagi ke orde baru," ungkapnya.
Aksi damai PMII diwarnai dengan aksi teatrikal pembacaan puisi yang berisi kecaman terhadap aksi represif oknum polisi hingga menyebabkan tewasnya aktivis. Tak lama setelah aksi teatrikal, Kapolres Blitar kota, AKBP Adewira Negara Siregar menemui massa untuk melakukan tabur bunga di foto Imawan Randi.
"Saat ini kepolisian terus melakukan penyelidikan terhadap kasus ini," ucap Kapolres pada massa aksi.
Usai menyampaikan massa, Kapolres mengajak seluruh PMII untuk shalat gaib dengan tujuan mendoakan arwah Randi Imawan semoga mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.(*)