Pasca demo LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di depan Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Banyuwangi, Senin (2/9/9) siang, Aliansi Rakyat Miskin (ARM) langsung melakukan investigasi, pengumpulan data dan keterangan.
Fakta di lapangan bahwa yang dipersoalkan oleh LSM GMBI pada aksi lanjutan di hari yang sama, Senin (2/9/19), hearing di Kantor DPRD Kabupaten Banyuwangi, adalah SPM atas nama Fatimah, warga Desa Kedayunan, Kecamatan Kabat.
Fatimah diopname di RSUD Blambangan pada tanggal 26 Agustus 2019.
Sedangkan SPM-nya tertulis pd tanggal 27 Agustus 2019. Dimana SPM atas nama Fatimah tersebut, dalam satu hari sudah selesai.
"Alhamdulillah saat ini kesehatan Ibu Fatimah sudah membaik dan sudah pulang di rumahnya," tutur Muhammad Helmi Rosyadi, selaku Ketua ARM, kepada media ini, Selasa (3/9/19) sore.
Menurut Helmi, panggilan akrab aktivis yang getol membela kaum buruh ini, apa yang disampaikan GMBI bahwa pelayanan SPM terhadap warga miskin berbelit-belit dan ada 'oknum' dinas sosial yg arogan adalah tidak benar.
"Realita di lapangan ini saya himpun sebagai jawaban bahwa apa yang dituduhkan oleh GMBI tidak benar adanya, dan ada upaya memutarbalikkan fakta," tegas Helmi, seraya menunjukkan data data hasil investigasinya di lapangan.
Sebelumnya, puluhan massa LSM GMBI melakukan aksi demo didepan kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Banyuwangi, Senin (2/9/19).
Mereka menggelar aksi sejak pukul 10.00 WIB dan datang dengan mengendarai roda empat dikawal aparat kepolisian serta Satpol PP Banyuwangi.
Dalam orasinya, mereka menyesalkan pelayanan surat pernyataan miskin (SPM) yang dilakukan Dinsos tidak maksimal.
Bahkan GMBI juga menyebut Dinsos tidak peduli kepada orang miskin.