Bupati Tulungagung Maryoto Birowo menghadiri panen raya musim kering kedua di Desa Pakisrejo, Kecamatan Rejotangan. Panen di desa ini terbilang bagus lantaran per hektare mampu menghasilkan hampir 11 ton gabah. “Per hektare kita mampu menghasilkan 10,9 ton gabah,” ujar Maryoto.
Hasil yang melimpah dikarenakan petani sudah melakukan pola tanam yang benar. Mulai dari bibit yang bagus, pemupukan yang tepat, dan pengairan yang sesuai sehingga padi bisa tumbuh dengan sehat dan menghasilkan gabah yang melimpah.
Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu kabupaten yang menjadi penyangga pangan nasional. Produksi pangan di Tulungagung selalu mengalami surplus. Produksi padi setiap tahun 352 ribu ton. Sementara yang dikonsumsi oleh masyarakat Tulungagung hanya sekitar 70 ribu ton. “Kelebihannya untuk kepentingan warga kota lain karena Tulungagung merupakan penyangga pangan nasional,” terang Maryoto.
Maryoto juga menyinggung kurangnya air bersih di musim kemarau ini. Dirinya mengimbau agar masyarakat lebih bijak menggunakan air bersih. “Gunakan air dengan hemat dan sebaik-baiknya, mengingat saudara kita di daerah lain sedang kekurangan air,” ujarnya.
Disinggung tentang kondisi irigasi yang sebagian sudah rusak, Maryoto menganggap hal itu perlu perhatian segera, mengingat irigasi sangat penting untuk kebutuhan pertanian.
Pihaknya akan memerintahkan kepada dinas terkait agar segera menindaklanjutinya. “Kami tindak lanjuti dengan pembangunan normalisasi. baik pendalaman dan pembangunan sisi-sisi tanggul,” kata Maryoto.
Soal permintaan petani agar memberikan bantuan mesin panen, Maryoto mengungkapkan sudah mempersiapkan dalam programnya. Apalagi wilayah barat seperti Kecamatan Kauman dan Gondang sudah mendapatkan mesin panen.
“Daerah barat sudah semua. Daerah Tenggur dan daerah sini (Kecamatan Rejotangan) akan kami kasih,” ucap Maryoto.