Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Dorong Tembakau Blitar Tembus Pasar Internasional, Dinas Pertanian Ajak Petani Sinau ke Boyolali

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

26 - Jul - 2019, 14:28

Placeholder
Petani Blitar saat belajar pemasaran tembakau ke Kabupaten Boyolali.(Foto : Aunur Rofiq/BlitarTIMES)

Sebagai daerah penghasil tembakau, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar terus memberikan pembekalan peningkatan SDM kepada para petani Kabupaten Blitar. Melalui studi lapang, para petani tembakau diberikan wawasan baru mengenai tembakau diantaranya varietas-varietas yang dimiliki daerah lain.

Guna memperdalam pengetahuan di bidang budidaya dan pemasaran tembakau, Dinas Pertanian dan Pangan mengajak sejumlah petani tembakau dan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) Pertanian studi lapang ke Desa Doplang, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (26/7/2019). Boyolali terkenal dengan dua varietas tembakaunya, yakni asepan dan rajangan.

Tembakau asepan,Tanaman ini dapat dijumpai di Boyolali saat musim kemarau. Komoditas tembakau asepan jenis grompol dari kota susu ini, mampu menembus pasar Eropa. Tembakau asepan asal Boyolali diproduksi untuk melayani permintaan di Italia dan Belanda.

Kasi Penyuluhan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar, Anita Anis Rahayu mengatakan dalam studi lapang ini pihaknya mengajak petani tembakau belajar budidaya tembakau di Boyolali mulai dari panen hingga pasca panen serta pemasaran.

“Di Kabupaten Blitar untuk kemitraan pemasaran tembakau masih terbatas di PT Sardana. Sementara di Boyolali sudah ekspor hingga pasar internasional,” ungkap Anita kepada BLITARTIMES.

Informasi yang dihimpun BLITARTIMES, Tembakau Asepan Boyolali yang memiliki kualitas ekspor tersebut,dikembangkan oleh petani setempat bekerja sama dengan pihak ketiga.

Pihak ketiga bersama-sama dengan Dinas Pertanian setempat mendampingi petani setempat dari pembibitan hingga pemasaran ke luar negeri.

 Tanaman tembakau asepan di Boyolali banyak ditanam di Kecamatan Banyudono, Sawit, Teras, dan Mojosongo dengan total lahan seluas sekitar 300 hektare. Tembakau asepan di Boyolali mampu berproduksi sebanyak 1,8 ton per hektare, sehingga jumlah ekspor ke Eropa rata-rata sekitar 450 ton per tahun tembakau jenis tersebut dibutuhkan konsumen di Eropa sebagai bahan pengisi cerutu.

“Disini kita ingin belajar bagaimana cara menembus pasarnya itu (Internasional). Karena sejauh ini kita masih terbatas di pasar lokal,” sambungnya.

Sementara tembakau lainnya asal Boyolali yakni jenis rajangan grompol dipasarkan di pasaran lokal dan tembakau rajangan untuk memenuhi kebutuhan perusahan rokok lokal.lahan tanaman tembakau jenis rajangan di Boyolali hingga saat ini seluas 1.800 hektare dan banyak ditanam di daerah Kecamatan Selo, Musuk, Ampel, Cepogo, dan Juwangi.

Tembakau rajangan ini mampu berproduksi antara enam hingga delapan kuintal per hektar,Meskipun tembakau rajangan miliki produksi lebih sedikit dibanding jenis asepan, tetapi harganya di pasar lebih bagus yakni Rp30 ribu per kilogram hingga Rp.40 ribu per kilogram. Lebih rendahnya produksi tembakau jenis rajangan karena lahannya bukan irigasi, sehingga daunnya lebih kecil dibanding jenis asepan.

“Harapan kami studi lapang ini menambah wawasan bagi petani dan PPL. Petani juga terangkat ekonomi karena terbukanya pasar, pasar tembakau di Kabupaten Blitar tidak hanya dikuasai satu perusahaan saja, sehingga harga tembakau di pasaran bisa bersaing,” kata dia.

Kedatangan rombongan dari Kabupaten Blitar disambut oleh jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Pemerintah Desa Doplang dan Kelompok Tani Desa Doplang. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto menjelaskan Boyolali memiliki dua varietas tembakau yakni asepan dan rajangan. Kedua varietas ini kemitraan  dan sistem pemasarannya tidak sama. 

“Tembakau rajangan ini budidayanya ada di daerah yang tinggi. Untuk kemitraan dengan pihak ketiga tidak bisa dilakukan secara langsung, tembakau yang mau dikirim harus masuk dulu ke CV. Semisal untuk masuk ke PT Djarum Kudus, di Boyolali ini harus lebih dulu masuk ke CV Meratus. Sementara untuk masuk ke Gudang Garam tidak sama lagi, sistemnya bebas,” jelas Bambang.

Sementara untuk tembakau asepan lanjut dia, sistem pemasarannya sangat spesifik. Untuk kemitraan ada beberapa CV yang menjadi mitra salah satunya CV Sadana. 

“Asepan ini sudah tembus pasar internasional dan masuk ke eropa sejak dulu, karena tembakau Boyolali ini sudah sangat terkenal. Namun demikian untuk ekspor kita tidak bisa langsung, karena ekspor itu ada standarnya. Ekspor harus melalui pihak ketiga,” pungkasnya.(kmf)


Topik

Ekonomi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Sri Kurnia Mahiruni