Masih dalam rangkaian Hari Jadi Ke-1140 Kota Kediri, berbagai acara digelar. Terlihat antusiasme ribuan masyarakat memadati sepanjang Jl Pk Kusuma Bangsa Kota Kediri untuk menyaksikan pagelaran tarian, musik, teater dan bazar UMKM yang digelar di kawasan Kediri Memorial Park atau tepat di depan Taman Makam Pahlawan Kota Kediri, Sabtu (20/7/19) malam.
Festival Mahakarya Kota Kediri jilid ketiga ini adalah sebuah event pertunjukan yang menampilkan kesenian dan karya-karya dari para pemuda Kota Kediri. Yang diangkat adalah cerita rakyat yang menjadi ikon Kota Kediri, yakni Maling Gentiri.
Camat Kota Herry Purnomo mengucapkan alhamdulillah ini kali ketiga bisa menyelenggarakan kegiatan mahakarya untuk memperingati Hari Jadi Ke-1140 Kota Kediri. Dalam kegiatan ini, tidak hanya seni modern yang ditampilkan, tapi juga budaya daerah.
"Para peserta, mulai penari, penyanyi, pemain musik, hingga penabuh gamelan tidak hanya orang dewasa, tapi juga pelajar mulai SD hingga SMA sederajat. Dengan demikian, kegiatan seperti ini dapat menyatukan antargenerasi serta menjaga kekompakan. Sebab, untuk menampilkan karya yang maksimal, diperlukan persiapan yang matang," tutur Herry usai membuka acara.
Selain itu, masih kata Herry, kegiatan ini juga sebagai wadah bagi para pelajar yang mempunyai bakat di bidang kesenian serta pelaku seni untuk menunjukkan kemampuan mereka. Dalam kegiatan ini, selain musik dan tari, peserta juga menampilkan cerita rakyat yang menjadi ikon Kota Kediri, yaitu ‘Maling Gentiri’.
"Alur cerita diawali dengan penampilan para penari yang diikuti dengan munculnya tokoh utama perempuan yang memimpin sebuah daerah. Beberapa penari cilik menyambung tarian yang sebelumnya dibawakan dengan irama khas daerah Jawa Timur," imbuh Herry.
Para penari cilik ini menceritakan kehidupan di sebuah desa yang nyaman, aman, dan tenteram dengan hasil bumi yang melimpah. Namun di tengah-tengah kehidupan damai di desa, ada tokoh yang merampas hasil panen mereka dan menebar teror. Penonton sempat tersentak saat sinden yang mengiringi alur cerita menyanyikan lagu ‘Lingsir Wengi’.
Penonton yang berada di sekitar Taman Memorial Park seakan terbawa suasana dan alur cerita yang ditampilkan. Tidak jarang dari mereka yang mengabadikan momen tersebut menggunakan kamera maupun melalui telepon genggam yang dibawa.
Menurut Herry, membawakan cerita rakyat yang ada di Kota Kediri juga mengingatkan kembali bahwa Kota Kediri mempunyai cerita yang menjadi bagian dari sejarah Kota Kediri.
"Semoga budaya daerah tetap terjaga. Terlebih lagi untuk generasi muda harus bisa mempertahankan budaya serta kearifan lokal. Dan semoga kegiatan seperti ini bermanfaat bagi semuanya," tandasnya.