Pendaftaran PPDB SMA/SMK negeri di Jawa Timur 2019 untuk jalur zonasi/reguler dibuka mulai hari ini, 17 Juni 2019 sampai 20 Juni 2019. Penutupan pendaftaran dilakukan pada 21 Juni pukul 00.00.
Ada beberapa jalur pendaftaran PPDB SMA/SMK 2019 PPDB di Jawa Timur, yaitu jalur offline dan jalur online. Jalur offline terdiri atas jalur prestasi, jalur perpindahan tugas, jalur inklusif, dan jalur keluarga tidak mampu. Jalur online terdiri atas jalur zonasi/reguler.
Tidak hanya membuka jalur online. Salah satu SMA di kota Malang yakni SMAN 1 juga melakukan pengumuman jalur offline.
Pengumuman peserta didik jalur offline di SMAN 1 Malang dimulai pukul 10.00 WIB. Sejumlah 71 siswa diterima di jalur ini.
"Memang hari ini pengumuman resmi melalui validasi dari kepala cabang dinas. Dan alhamdulillah sekarang hampir semuanya sudah melakukan daftar ulang," ujar Ketua Panitia PPDB SMAN 1 Malang Tanto Prihadi.
Dijelaskan Tanto, pagu di SMAN 1 Malang sebanyak 329 untuk calon peserta didik yang terbagi dari kuota sebanyak 71 untuk jalur offline dan 68 untuk jalur prestasi UN.
Sementara itu, untuk jalur online atau zonasi serta sisanya tinggal 189. "Pagunya 329. Ini tadi sudah terpotong jalur offline 71, tinggal sisanya itu jalur prestasi UN ada 68 siswa. Kemudian tinggal 189 itu zonasi, diatur secara otomatis oleh sistem," bebernya.
Perlu diketahui, siang ini, nun terendah di SMAN 1 dikatakan Tanto yakni 35,7. "Kalau dia nilainya 38,8 berarti otomatis ketrima di nun. Kalau nanti ada yang lebih tinggi lagi nilainya dia otomatis turun dan masuk ke zonasi," jelasnya.
"Kalau masuk zonasi otomatis di balik, yang dekat dengan jarak rumah dengan sekolah yang diperhitungkan," imbuhnya
Sementara itu, salah satu orang tua siswa, Yuyun, yang mendaftarkan anaknya melalui jalur prestasi, merasa senang. Sebab, sebelumnya ia mendaftar di SMAN 5 Malang namun terkendala oleh syarat-syaratnya.
"Saya mendaftarkan anak saya melalui jalur prestasi, yakni pramuka. Kalau di SMAN 5 itu syaratnya minimal piagam harus jambore nasional. Sedangkan anak saya mengikuti sampai di provinsi saja. Alhamdulillah, di SMAN 1 bisa diterima, meski anak saya nilai UN-nya hanya 32,3," ungkap Yuyun.