Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang terus berupaya menyejahterakan dan memandirikan masyarakat Kota Malang, khususnya mereka penyandang masyarakat kesejahteraan sosial (PMKS).
Upaya tersebut dilakukan dengan menggelar pelatihan-pelatihan ketrampilan. Salah satunya keterampilan memasak roti atau bakery yang akan dilaksanakan setelah Lebaran.
Dalam pelatihan tersebut, hanya diambil 25 peserta. Mereka akan menjalani pelatihan dari mentor yang berpengalaman di bidangnya.
Dalam pelatihan ini, Dinsos Kota Malang tak sembarang dalam menjaring para peserta. Dinsos selalu melakukan seleksi ketat untuk memilih para peserta.
"Jadi, tidak sembarangan yang kami pilih. Mereka yang punya potensi atau embrio keterampilan yang akan kami pilih dan mengikuti pelatihan," jelas Sekretaris Dinsos Kota Malang Pipih Triastuti.
Hal tersebut memang bertujuan agar pelatihan yang diadakan bisa membuahkan hasil dan tidak sia-sia. Sehingga setelah pelatihan, mereka benar-benar bisa berkarya dan mendiri.
"Soalnya kalau yang tidak punya potensi, takutnya mubazir. Nah kalau yang punya embrio, kalau dimonitoring, kan ada progres atau hasilnya," kata Pipih.
Mengenai pelatihan sendiri, Dinsos akan lebih memilih fakir miskin daripada gelandangan maupun pengemis. Sebab, jika gelandangan maupun pengemis (gepeng), kebanyakan mindset mereka lebih suka di jalan dan meminta-minta.
"Kalau fakir miskin, apalagi difabel, masih mau untuk berusaha. Beda dengan gepeng. Kalau untuk mengikuti seleksi pelatihan, syarat wajibnya adalah harus warga Kota Malang," ujar dia.
Tahun ini, lanjut Pipih, yang ada hanyalah pembuatan bakery. Sesangkan pelatihan lainnya, seperti merias maupun menjahit, tahun ini belum diadakan.b"Pelatihannya hanya bakery. Yang lain tidak ada karena kami tidak dapat dana bagi hasil cukai," pungkasnya.