Di zaman sekarang, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang dengan pesat. Perkembangan ini mengakibatkan banyak perubahan dalam kehidupan.
Sangat penting untuk merespon perubahan ini agar tetap survive. Sebab, suka atau tidak suka perubahan ini pasti akan terjadi. Siapa yang ikut serta dalam arus perkembangan teknologi akan mendapatkan efek positif, tetapi yang tidak akan bisa tersingkirkan.
Tanggap merespons perubahan itu disuarakan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Dr H Emil Elestianto Dardak MSc saat berkunjung ke Malang. Menurutnya setiap individu harus aktif merespons perubahan tersebut. "Kita harus bisa merespons terhadap perubahan. Kini semua cepat berubah," ujarnya saat menjadi keynote speaker di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Malang, Jumat sore (17/5).
Ia pun kemudian memberi contoh perubahan penggunaan medsos yang dulunya ramai di Facebook kini telah hijrah ke Instagram. Kemudian terkenalnya handphone Nokia yang langsung didepak dengan hadirnya BlackBerry.
Nah, untuk bisa survive, mau tidak mau manusia harus bisa mengikuti perkembangan tersebut. Dan untuk survive ini, dikatakan Emil tidak cukup berbekal ilmu di perguruan tinggi. "Saya selalu katakan di universitas tidak memberikan jawaban atas kehidupan," tandasnya.
Ada banyak hal yang tidak diajarkan di bangku kuliah untuk bertahan hidup. Kampus sendiri hanyalah starting point untuk menapaki kehidupan yang sesungguhnya. "Jadi jangan berharap bisa survive hidup hanya dengan apa yang dipelajari di kampus. Itu hanya starting point," tegasnya.
Lebih lanjut Emil menjelaskan, bahwa kampus tidak memberikan jawaban atas kehidupan. Melainkan hanya memberikan kemampuan untuk mencari jawaban tersebut. Untuk itu, mahasiswa harus terus belajar. "Kita harus terus belajar. Artinya, kampus tidak memberikan jawaban tetapi memberikan kemampuan untuk mencari sendiri jawabannya nanti. Itulah kuncinya," terangnya.
Untuk itu, ditegaskan Emil sekali lagi, generasi milenial harus selalu beradaptasi dengan perubahan. "Jadi bagaimana kemudian kita selalu beradaptasi dengan perubahan. Brave to be different. Melek teknologi, mudah bergaul, produktif, dan aktif, inilah generasi yang kita inginkan. Semuanya dibungkus pada cinta tanah air," pungkasnya.