Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Awal Tahun Malang “Diamuk” Puting Beliung, 33 Bangunan Roboh

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

16 - Jan - 2019, 16:30

Placeholder
Ilustrasi pemukiman warga paska diterjang angin puting beliung, Kabupaten Malang (Foto : PMI Kabupaten Malang for MalangTIMES)

Bulan Januari 2019, bisa dibilang Kabupaten Malang dalam kepungan bencana angin puting beliung. Puncaknya, kurang dari sepekan belakangan ini, lebih dari 30 rumah warga  roboh akibat diterjang angin kencang tersebut.

Terbaru, musibah puting beliung terjadi di Dusun Ubalan, Desa Pamotan, Kecamatan Dampit. Akibat diterjang angin kencang yang disertai hujan lebat, rumah milik Jumadi roboh akibat ditimpa pohon.

Dijelaskan lebih lanjut, Kasubsi Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, Mudji Utomo menuturkan, Selasa (15/1/2019) siang, hujan deras menguyur di sekitar lokasi kejadian.

Tidak berselang lama setelah itu, angin kencang tiba-tiba menerjang seputaran Dusun Ubalan. “Akibat diterjang puting beliung, menyebabkan pohon tumbang dan menimpa rumah milik korban,” tutur Utomo, Rabu (16/1/2019).

Beruntung saat kejadian berlangsung, penghuni rumah sedang berada didepan kediamannya. Meski tidak ada korban jiwa, namun kakek 60 tahun itu, harus merelakan rumahnya roboh akibat ditimpa pohon yang ada disekitar lokasi kejadian.

Utomo menambahkan, kejadian semacam ini bukan kali pertama terjadi. Dari catatan sementara ini, angin puting beliung memang mendominasi sebagai musibah yang paling sering terjadi di Kabupaten Malang.

“Tercatat ada sedikitnya 4 Kecamatan yang paling sering diterpa puting beliung pada bulan Januari ini. Penyebabnya selalu sama, yaitu hujan lebat yang terjadi pada siang hari, kemudian selang beberapa saat terjadi angin kencang,” Kata Utomo.

Sebelumnya, pada 10 Januari lalu, rumah salah satu warga di Kecamatan Kepanjen rata dengan tanah, setelah diterjang puting beliung. Selain mengakibatkan kerugian sekitar Rp 20 juta, salah seorang penghuni rumah juga mengalami patah tulang kaki sebelah kanan.

Berselang sehari kemudian, tepatnya pada 11 Januari lalu, insiden serupa juga terjadi di Kecamatan Jabung. Akibatnya, puluhan bangunan serta pohon tumbang berserakan, di empat Dusun yang berbeda.

Keempat dusun tersebut yakni, Dusun Sukopuro, Kemantren, Sidomulyo, dan Kenongo. Dimana selain mengakibatkan puluhan pohon dan tiang listrik roboh. Beberapa fasilitas umum seperti tempat parkir dan bangunan Bumdes, juga rusak parah.

Tidak hanya itu saja, beberapa rumah warga dan kandang ternak juga roboh diterjang angin puting beliung. Akibatnya, akses jalan sempat lumpuh total akibat serpihan bangunan, dan pohon tumbang yang berserakan di sepanjang jalan di sekitar lokasi kejadian.

Beralih ke Kecamatan Tumpang, pada 13 Januari lalu, musibah serupa juga terjadi di dua Desa yang berbeda. Sedikitnya ada 4 rumah di Desa Bokor rusak parah, akibat ditiup angin kencang. Sedangkan di Desa Tumpang, tercatat ada 3 rumah warga yang juga mengalami kerusakan akibat diterjang puting beliung. Total, kerugian yang dialami warga mencapai Rp 50 juta.

Terparah, bencana puting beliung terjadi di Kecamatan Wajak, Senin (14/1/2019) lalu. Saat itu, sedikitnya ada 12 rumah warga yang rusak parah akibat diterjang angin kencang. Bahkan puluhan pohon juga sempat menerpa rumah dan kandang ternak milik warga. Selain itu, beberapa fasilitas umum seperti gudang dan balai desa setempat, juga rusak akibat diterjang angin kencang.

Masih di hari dan Kecamatan yang sama, sedikitnya ada empat bangunan rumah serta kandang ternak milik warga Desa Bringin, roboh akibat diterjang puting beliung.

“Dari data yang kami terima, sedikitnya total ada 33 bangunan roboh, serta satu korban mengalami luka parah akibat bencana puting beliung, yang terjadi dalam sepekan belakangan ini,” terang Utomo.

Disisi lain, Kasi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Anung Suprayitno menerangkan, musibah puting beliung yang marak terjadi pada awal tahun 2019 ini, memang di pengaruhi cuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Malang.

“Cuaca ekstrem yang terjadi ditengarai karena adanya fenomena angin Monsun. Selain mengakibatkan curah hujan tinggi, Monsun juga dapat memicu konveksi pada awan. Salah satunya fenomena kumulonimbus,” terang Anung.

Berawal dari awan kumulonimbus itulah, yang menjadi pemicu musibah puting beliung. Namun pihaknya mewanti-wanti, jika musibah semacam ini memang sulit untuk diprediksi. “Meski sulit diperkirakan kapan terjadi puting beliung, namun biasanya diawali dengan suhu panas pada malam hari. Sedangkan di siang hari bakal terjadi terik matahari, yang kemudian berganti mendung dan hujan deras. Jika sudah semacam ini, biasanya puting beliung akan terjadi selang beberapa saat setelah hujan deras turun,” pungkasnya.


Topik

Peristiwa berita-malang Bulan-Januari-2019 musim-hujan bencana-angin-puting-beliung di-Dusun-Ubalan-Desa-Pamotan-Kecamatan-Dampit



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

Sri Kurnia Mahiruni