Dunia pendidikan telah berubah menyesuaikan dirinya dengan perkembangan zaman. Perubahan tersebut tidak bisa dihindari oleh masyarakat maupun pendidik yang berkecimpung secara langsung di dalamnya.
Disukai atau tidak, siap maupun tidak, perubahan dalam dunia pendidikan sedang terjadi seturut era saat ini, yaitu revolusi industri 4.0 dengan gerbong teknologi di dalamnya.
Hal ini pula yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Malang M Hidayat dalam acara pelepasan Sekretaris Dindik Pudianto di pendapa kantor, Kamis (10/01/2019). Dayat, sapaan kadindik Kabupaten Malang, secara lugas menyampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan mengenai hal tersebut.
"Kita suka atau tidak suka. Siap atau tidak siap, tidak bisa menghindari adanya perubahan tersebut. Revolusi industri 4.0 telah hadir dengan teknologi sebagai senjatanya," kata Dayat dalam sambutannya.
Kondisi tersebut wajib dipahami oleh seluruh pendidik yang ada di Kabupaten Malang. Jangan sampai, anak didiknya telah begitu terbiasa dan familiar dengan teknologi, sementara gurunya gagap teknologi (gaptek) dalam melaksanakan fungsinya sebagai pendidik. "Ini ironis kalau terjadi seperti itu," ucapnya.
Penguasaan IT (teknologi informasi) menjadi keniscayaan yang harus dilakukan dan dikedepankan oleh pendidik saat ini. Tanpa hal tersebut, maka kualitas pendidikan di Kabupaten Malang akan berjalan di tempat. Bahkan bisa tertinggal jauh dengan sekolahan lain yang seluruh pemangku kepentingannya telah menerapkan teknologi informasi dalam tugasnya.
"Karena itu, kita bersama-sama mengenali, belajar serta menguasai berbagai kebutuhan dalam melaksanakan tugas kita sebagai pendidik di era seperti saat ini," tegas Dayat.
Dirinya juga telah mempersiapkan strategi khusus dalam upaya mewujudkan penerapan teknologi di berbagai sekolah yang ada di Kabupaten Malang. Tentunya, sebelum hal tersebut direalisasikan, perlu dipastikan terlebih dahulu kemampuan pendidiknya dalam penguasaan IT.
Dayat berencana akan melahirkan program lembaga pendidikan kelas di seluruh sekolahan. Baik sekolah dasar (SD) sampai SMP, negeri maupun swasta yang ada di wilayahnya. Harapannya akan lahir ciri khas unggulan dari berbagai sekolah yang nantinya memiliki program lembaga pendidikan kelas tersebut.
"Jadi, silakan nanti pihak sekolah sesuai kebijakannya merancang hal itu di masing-masing sekolahannya. Cukup satu ruang berisi 20 siswa. Nanti dirancang juga ciri khas unggulan yang ada. Teknisnya, nanti kita undang semua kepala sekolah," urai Dayat.
Program baru tersebut, tegas Dayat, tetap tidak bisa lepas dari teknologi. Sehingga, nantinya apabila pihak sekolah telah membentuk hal tersebut, sarana prasarananya akan dipenuhi juga. "Ini sebagai wujud mengimplementasikan harapan bupati Malang. Dunia pendidikan kita menjadi pilot project di Jawa Timur maupun nasional," pungkasnya.