Kuisioner kesehatan untuk siswa sekolah dasar (SD) di Kota Malang sempat mendapat kritik pedas warganet.
Karena sebagian berpendapat jika pertanyaan mimpi basah yang disematkan dalam kuisioner itu masih belum pantas diterima oleh anak di usia delapan tahun.
Ramai diperbincangkan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Asih Tri Rachmi pun angkat bicara.
Perempuan berhijab itu menyampaikan jika kuisioner tersebut sama sekali tidak memiliki maksud menyimpang seperti yang diperdebatkan warganet selama ini.
Karena kuisioner tersebut merupakan upaya untuk mencegah secara dini hal yang tidak diinginkan seperti pelecehan seksual pada anak-anak.
Kuisioner yang disebarkan kepada siswa SD itu juga berasal dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan. Artinya kuisioner tersebut disebarkan secara menyeluruh di Indonesia.
"Dan pengisian kuisioner tersebut memang seharusnya mendapat pendampingan dari orangtua," katanya pada MalangTIMES, Rabu (19/9/2018).
Dalam berbagai kesempatan sosialisasi, menurutnya Dinkes juga diminta membuat poster untuk meningkatkan pemahaman sejak dini dalam pencegahan pelecehan seksual. Tujuannya agar anak-anak tidak mudah disentuh alat vitalnya.
Dalam rapor kesehatan yang dibuat oleh Kemenkes itu bukan hanya dijelaskan terkait mimpi basah. Melainkan juga menstruasi hingga pola hidup sehat seperti menjaga kesehatan gigi dan tubuh hingga pola makan yang benar dan teratur.
Sebelumnya, kuisioner kesehatan tersebut tersebar luas melalui media sosial. Pertanyaan yang berkaitan dengan mimpi basah dan pertanyaan apakah kamu pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kemaluan serta apakah kamu pernah disentuh secara paksa pada bagian vital tubuhmu (alat kelamin, payudara) untuk peserta didik wanita mendapat sorotan dan dinilai tak wajar.
Namun sebagian lagi berpendapat kuisioner tersebut masih wajar dipertanyakan kepada anak SD. Karena tujuannya adalah sebagai edukasi sejak dini tentang pendidikan seksual.
Selain itu juga untuk mencegah adanya pelecehan seksual pada anak karena ketidaktahuan mereka.