Kabupaten Malang selangkah lebih maju dalam hal pengelolaan sampah. Hari ini (26/4/2018) Bupati Malang Rendra Kresna meresmikan sistem pengelolaan sampah organik menjadi kompos dan energi listrik atau Integrated Resource Recovery Center (IRRC) di kawasan Pasar Mantung, Kecamatan Pujon.
Kabupaten Malang adalah yang pertama di Jawa Timur dan kedua di Indonesia yang mendapat dana hibah untuk pengolahan sampah dari United Cities and Local Goverments Asia Pasific (UCLG ASPAC) setelah Kota Jambi.
Rendra Kresna mengungkapkan, Pemkab Malang selama ini berkomitmen terhadap kawasan bebas sampah dan sumber daya manusia yang peduli terhadap kebersihan lingkungan.
"Dalam mewujudkan komitmen tersebut, pemkab berupaya melaksanakan pengelolaan sampah yang terintegrasi. Salah satunya seperti IRRC ini," urainya.
Rendra juga menegaskan bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak luas. Tidak hanya pencemaran lingkungan, melainkan juga bisa menimbulkan gesekan masyarakat.
"Sampah yang tidak diolah bisa mencemari lingkungan, jika dibuang sembarangan pun berisiko. Bahkan bisa menciptakan gesekan antar daerah, antar masyarakat dan sebagainya," paparnya.
Proyek IRRC tersebut, lanjut dia, merupakan kerjasama antara UCLG ASPAC dengan Pemkab Malang. UCLG ASPAC adalah organisasi Pemda dan Pemkot se dunia yang berkomitmen terhadap masalah lingkungan hidup, terutama masalah sampah.
Bangunan seluas 3 ribu meter persegi itu sendiri dibangun dengan sistem sharing pembiayaan senilai Rp 1,7 miliar. Terdapat lima reaktor biodigester yang dapat mengolah sampah menjadi listrik dengan daya 30 Kva. Nantinya, listrik tersebut akan dimanfaatkan untuk pedagang-pedagang Pasar Mantung.
Peresmian tersebut juga diihadiri Sekretaris Ditjen PSLB 3 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Sayid Muhadar; Direktur Pengolahan Sampah Ditjen Lingkungan Hidup dsn Kehutanan RI Narizal Tahar; serta Sekjen United Cities and Local Goverment Asia Pasific (UCLG ASPAC) Bernadia Irawati Tjandradewi.
Bernadia mengatakan, Kabupaten Malang dipilih sebagai pilot project karena adanya kepedulian atau political will dari pimpinan daerahnya. "UCLG ASPAC kami kira sudah tepat memilih Kabupaten Malang karena Pak Rendra sangat care dan punya komitmen dalam pengelolaan sampah," ujarnya.
Pembangunan IRRC, lanjutnya, juga merupakan upaya pengelolaan sampah yang efektif dan pro pada masyarakat berpenghasilan rendah. Teknologi yang digunakan juga ramah lingkungan serta layak karena ada prospek ekonomi dari pupuk organik yang dihasilkan.
Para pedagang pasar pun menyambut positif keberadaan IRRC itu. "Kami harap nantinya listrik ini bisa digunakan dengan biaya murah bagi pedagang. Selama ini cukup mahal (biaya listrik) yang dikeluarkan. Untuk satu televisi dan kulkas dan dua lampu saja sebulan sekitar Rp 200 ribu," ujar Supraptiwi, salah satu pedagang Pasar Mantung.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Budi Ismoyo menambahkan, sampah yang digunakan merupakan buangan dari Pasar Mantung dan masyarakat sekitar. Selama ini, sampah tersebut banyak dibuang ke sungai.
Selain itu, IRRC juga diperhitungkan mampu mengurangi atau mereduksi sampah buangan hingga tinggal 10 persen saja. "Karena ini pilot project, jika berhasil nantinya akan direplikasi di seluruh Indonesia hingga dunia," pungkasnya.