MALANGTIMES - Program besar Bupati Malang Dr H Rendra Kresna tentang optimalisasi pariwisata telah menjadi pengikat kuat dalam tubuh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Kabupaten Malang.
Hal ini terlihat dari sinergitas Dinas PU Bina Marga di bawah pimpinan Romdhoni, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) serta Pemerintah Kecamatan Donomulyo di bawah pimpinan Camat Marendra Hengky Irawan.
Sinergi itu salah satunya untuk mewujudkan ikon baru pariwisata Paralayang berskala nasional di Bukit Waung Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo.
Memadukan konsep sport-tourism, lokasi paralayang saat ini benar-benar dikebut oleh tiga OPD Kabupaten Malang dengan target penyelesaian sebelum tanggal 17 November 2017 datang.
"Kita selesaikan seluruh infrastruktur untuk lokasi paralayang pada minggu-minggu ini. Total pengerjaan kini mencapai sekitar 75 persen," kata Marendra Camat Donomulyo, Kamis (09/11) kepada MalangTIMES.
Secara rinci, Marendra mengatakan pembangunan plat deker yang bersumber dari anggaran PU Bina Marga sudah selesai 75 persen. Sedangkan paving di atas Bukit Waung yang anggarannya berasal dari DPKPCK Kabupaten Malang di bawah komando Wahyu Hidayat sudah mencapai kurang lebih 60 persen.
"Semua dalam jalurnya yang tepat, mas. Kami bersinergi secara baik dan akan dituntaskan minggu depan. Harapannya, destinasi wisata baru ini nanti bisa dibuka Bapak Bupati Rendra Krsna dan menjadi kado hari jadi Kabupaten Malang," ujar Marendra.
Pembangunan integral calon destinasi wisata paralayang yang juga menyuguhkan keindahan Pantai Modangan dan pasir putih nan indah ini, sebenarnya telah dibuatkan perencanaannya jauh-jauh hari. Tentu tidak semata-mata dalam konteks euforia, pembangunan wisata paralayang ini telah melalui beberapa rangkaian uji coba.
Misalnya, untuk kelayakan paralayang sebagai salah satu cabang olahraga nasional dan Internasional ini, telah dilakukan uji coba oleh para atlet dalam dan luar negeri.
"Sekitar bulan Maret lalu sudah diujicoba oleh para atlet tersebut. Tidak hanya sekali, dua kali tapi berkali-kali. Jadi secara teknis, lokasi Bukit Waung yang berhadapan dengan pantai ini sudah lolos seleksi untuk event paralayang nasional," terang Marendra.
Selain sisi sport-nya, olahraga minat khusus ini tentu berkaitan erat dengan prestasi para atlet dalam perlombaan yang juga menuntut kelayakan teknis lokasi sebagai prasyarat. Sisi lain adalah kesiapan warga sekitar untuk menyambut ikon pariwisata baru ini.
Sejak tahun lalu, kata Marendra, masyarakat sekitar sudah memahami pentingnya destinasi wisata di lokasinya tersebut. Berbagai pendidikan dan pelatihan, baik untuk pemandu wisata paralayang maupun infrastruktur pelengkap wisata, semisal warung-warung di sepanjang lokasi juga sudah dipersiapkan secara matang.
"Jadi sebenarnya sudah tertata baik untuk hal ini. Untuk pemandu paralayang juga ada 3 orang warga sekitar yang sudah dilatih dan siap nantinya," ujar Marendra.
Untuk menambah maraknya lokasi pariwisata baru ini juga, telah dibangun beberapa spot selfie di lokasi paralayang.
Dengan pemandangan pantai dan bentangan langit, tiga spot untuk memuaskan budaya kekinian berswafoto ini siap menyajikan gambar-gambar indah.
Marendra yang juga menggandeng berbagai elemen di Donomulyo, seperti Perhutani, Pemerintah Desa, lembaga kemasyarakatan dan lainnya ini optimis, wisata paralayang di wilayahnya akan menjadi ikon baru yang digemari wisatawan.