Perubahan iklim global dari kondisi dingin kering berubah menjadi panas kering serta berkurangnya kesuburan tanah membuat apel di Kota Batu perlahan-lahan menghilang. Kondisi yang membuat petani putus asa yang akhirnya menyerah untuk menanam apel.
Kondisi tersebut membuat petani semakin panik yang ditunjukkan dengan tingginya asupan kimia yang berimbas pada turunnya PH tanah. PH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasaan tanah. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu usaha budidaya pohon apel.
“Petani sering pakai pupuk kimia untuk memberantas hama dan penyakit. Akhirnya tanah hancur. Sekarang kalau pupuk organik sudah tidak mempan, akhirnya kami terpaksa memaksakan pohon ini diobati bahan kimia. Terkadang petani kurang peduli imbasnya ke depan. Akhirnya mereka mengerti berdampak pada PH tanah,” ungkap Sarpa’i, petani senior Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji.
Normalnya, PH tanah untuk pertanian yakni 4 sampai 7. Namun PH tanah yang ada diperkebunan apel di Kota Batu kurang dari 5. “Sebenarnya setiap kali tanam harus dicek apH-nya. Tapi itu bagi mereka kalau punya uang banyak, bisa dites di lab Universitas Brawijaya Malang," katanya kepada BatuTIMES, Minggu (15/10/2016).
Ya, tinggi penggunaan bahan kimia untuk mengobati dari serangan hama dan penyakit. Itu karena menggunakan bahan organik sudah tidak bisa menjamin untuk menghilangkan hama dan penyakit. Cara petani untuk meningkatkan PH tanah adalah dengan memaksimalkan tanah dengan menggunakan pupuk organik dann vitamin.
Ada semut di dalam tanah juga berpengaruh dengan kondisi tanah. Lalu adanya terlalu banyak cacing juga memengaruhi tanah. Ya, yang dibutuhkan petani adanya cacing yang cukup itu membuktikan kondisi tanah bagus. “Kalau ada cacing, akan memberikan sirkulasi udara. Tapi kalau banyak, ya merugikan juga,” terang Sarpa'i.
Sementara itu, Kepada Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Pemkot Batu Yayat Suprianta menjelaskan memang salah satu kendala pertanian apel adalah iklim. Kemudian faktor konsumsi pupuk kimia yang berimbas pada PH tanah sehingga membuat tingkat kesuburan tidak maksimal.
“Apel tumbuhnya tidak bisa maksimal ya karena PHnya rendah. Kemudian banyaknya konsumsi pupuk kimia,” jelas Yayat. (*)