Kepala desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung, Asim mengeluh dan jengkel atas ulah oknum yang mengaku wartawan dan mengancam memberitakan Penggunaan Dana Desa (DD) tahun 2015-2016 lalu yang dianggap bermasalah.
Asim mengaku sering didatangi Rd atau Bd serta satu wartawan perempuan dari media cetak MT dan mengatakan penggunaan Dana Desa di Kalibatur tidak sesuai dengan penggunaan.
"Padahal dari kecamatan dan pengawas serta pihak terkait desa kami tidak ada masalah dalam pengelolaan dan penggunaan dana desa, wartawan itu menuduh seakan kami melakukan penyimpangan," ungkap Asim.
Saat Laporan Pertanggungjawaban yang diselenggarakan tiap tahun juga diterima semua lembaga serta pemerintah Kabupaten, bahkan tidak ada revisi.
Asim merasa tertekan setelah dirinya terus mendapatkan sms berbau ancaman yang mengatakan bahwa kasusnya akan dikawal hingga ke kejaksaan.
"Bagaimana tidak bingung, kasusnya tidak jelas malah katanya bermasalah. Terus saja saya di sms bahkan di telpon," tambahnya.
Setelah beberapa kali sms dan telpon tidak direspon wartawan tersebut menawarkan kerjasama dan menganggap kasus diselesaikan dengan damai.
"Ujungnya dia minta iklan dengan harga pertayang 1,5 juta, ini kan saya bingung makanya saya datang ke desa lain dan Kecamatan untuk mendapat kejelasan dimana letak kesalahan yang dilakukan pemerintah desa kami," tambahnya
Sementara itu Kepala Desa Banyuurip, Suyatno yang turut ke Kecamatan Kalidawir mengaku mendampingi kepala desa Kalibatur untuk membantu meluruskan masalah. Dirinya menyayangkan sikap wartawan yang harusnya melakukan klarifikasi justru menakut-nakuti.
"Kita sesama kepala desa punya solidaritas tinggi, kami menghormati media sebagai sarana sosialisasi dan publikasi namun jika media dijadikan alat untuk mengambil keuntungan dengan tidak tau unsur kesalahan kami seluruh kepala desa akan saling membantu," katanya.
Yatno belum berniat menempuh jalur hukum untuk melaporkan masalah tersebut ke polisi, dirinya masih menunggu petunjuk dari kecamatan yang akan diberikan untuk kepala desa Kalibatur.
"Nanti kita fikirkan, yang jelas biar diklarifikasi dulu apa masalahnya," pungkas Yatno.