JATIMTIMES, BANYUWANGI – Kasat Polair Polres Banyuwangi, AKP Basori Alwi, memprediksi jasad Dadang, pelajar SMP yang hilang terseret arus ombak saat mandi di lokasi wisata pantai Boom, baru bisa ditemukan tiga hari mendatang. Itu lantaran, lokasi kejadian yang berada di selat Bali, memiliki karakteristik berbeda dengan laut lainnya.
“Selat Bali itu permukaannya terlihat tenang, namun memiliki arus bawah yang deras,” katanya, Sabtu (05/09/2015).
Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, jasad akan terbawa arus hingga ke dasar laut. Setelah itu, baru jasad akan terbawa ke atas dan mengapung. Biasanya pada hari ketiga.
“Biasanya tiga hari baru mengapung,” jelasnya.
Selain memiliki karakteristik arus bawah yang deras, sekitar lokasi hilangnya korban merupakan daerah yang berbahaya. Karena terdapat muara sungai besar. Sehingga sering terjadi pusaran yang bisa membahayakan jika dijadikan tempat mandi.
“Lokasi kejadian sangat berbahaya untuk mandi,” pungkasnya. (*)
Meski diprediksi jasad baru akan mengapung tiga hari kedepan, namun petugas Polair bersama Tim SAR dan Lanal Banyuwangi, terus melakukan pencarian. Penyisiran dilakukan di seluruh wilayah selat Bali. Mulai dari perairan Ketapang hingga Tambong, Rogojampi.
Musibah pelajar hilang terseret arus ombak di perairan Selat Bali, tersebut bemula saat Dadang, korban bermain kayu apung bersama tiga rekannya. Terlalu asyik bermain, tak terasa mereka terbawa ombak hingga ketengah. Disaat panik berusaha untuk bisa kembali menepi, ombak besar menghantam. Empat sekawan ini pun langsung terlepas dari kayu. Nahas, Dadang, tak bisa berenang. Usaha penyelamatan yang dilakukan warga sekitar lokasi juga gagal karena posisi Korban sudah terlalu ke tengah. (*)