Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Wisata Gunung Kawi Berhasil Satukan Budaya Jawa dan Tionghoa

Penulis : Tjipto Aldike (MG4) - Editor : Redaksi

24 - Jul - 2015, 19:19

Salah satu pengunjung yang berdoa di dalam Kuil Kwam In
Salah satu pengunjung yang berdoa di dalam Kuil Kwam In

JATIMTIMES, MALANG – Saat berwisata ke Gunung Kawi, terlihat ada yang berbeda. Obyek wisata religi terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang itu berhasil menjaga penyatuan budaya dua budaya yang berbeda. Yakni budaya Tionghoa dan budaya Jawa.

Proses penyatuan dua budaya berbeda itu dikisahkan oleh Ponimi, sang sesepuh Gunung Kawi yang sehari-harinya sebagai pemandu wisata di Gunung Kawi. Ia mengisahkan, penggabungan dua budaya itu berawal dari kisah penyebaran Islam olehMbah Jugo dan Raden Mas Iman Sujono.

Keduanya, mempunyai santri yang taat dan patuh kepada Mbah Jugo dan Raden Mas Imam Sujono. Ia bernama kiai Tamyam, yang berketurunan Tionghoa. Sejak Tamyam menjadi santri kedua sesepuh Gunung Kawi itu, terjadi akulturasi budaya.

“Banyak pengunjung, baik keturunan Tionghoa atau Jawa datang kesini. Baik umat Islam atau Konghucu. Mereka dapat menikmati wisata di sini. Kami menerima semua perbedaan itu. Untungnya, selama ini tidak ada masalah antara dua golongan tersebut,” katanya, Jumat (24/7/2015) kepada MALANGTIMES.(TIMES INDONESIA NETWORK)

Di kawasan Gunung Kawi, terdapat makam Mbah Jugo dan Raden Mas Iman Sujono, serta kuil Kwam In dan Chiamsi. Kuil Kwam Im itu dibangun atas sumbangan dana dari para pengusaha keturunan Tionghoa yang mengaku telah mendapatkan berkah setelah beradu nasib di pohon Dewandaru, Gunung Kawi.

Saat ini, kuil Kwam In dan Chiamsi itu selain dipakai untuk tempat peribadatan, juga dipakai sebagai sarana edukasi dan wisata, setiap pengunjung yang datang ke Gunung Kawi.

Menurut pengakuan Sulis, salah satu pengunjung yang ia adalah warga Solo, keturunan Tionghoa, pihaknya datang ke Gunung Kawi bersama keluarganya. “Saya senang bisa sempat melihat Kuil Kwam In di Gunung Kawi. Saya kesini ya ingin menyempatkan berdoa di kuil ini,” katanya.

Selain berdoa tambah Sulis, ia dan keluarganya ingin berwisata di Gunung Kawi, mumpung masih sisa masa liburan lebaram.

Silain Kuil, ada juga Chiamsi. Chiamsi adalah tempat untuk meramalkan jodoh, rejeki atau keberuntungan yang lain menurut kepercayaan umat Tionghoa. Caranya, mengocok stik sampai terdapat satu stik yang keluar.

Setelah mengocok, nantinya akan tertera nomor ramalan. Saat nomor lamaran keluar, sang juru kunci akan meberikan kertas ramalan sesuai dengan nomor yang tertera. Setiap pengunjung diperbolehkan melakukannya. Tak harus umat Tionghoa. (*)


Topik

Peristiwa Obyek-Wisata-Religi


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Tjipto Aldike (MG4)

Editor

Redaksi