Unisba Blitar dan SMK Islam Kanigoro Kembangkan Model Silap Tikar Berbasis Website untuk Cegah Kekerasan di Sekolah

12 - Nov - 2025, 09:51

Para dosen Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar berfoto bersama guru SMK Islam Kanigoro seusai kegiatan diseminasi Model “Silap Tikar” berbantuan website sekolah untuk pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan pendidikan, Senin (10/11/2025). (Foto: Ist)


JATIMTIMES — Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar berkolaborasi dengan SMK Islam Kanigoro mengembangkan model pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah berbasis teknologi. Melalui program bertajuk Model Silap Tikar berbantuan website sekolah, kedua institusi ini berupaya mewujudkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan setara bagi seluruh warga sekolah.

Model “Silap Tikar”, akronim dari Sadari, Laporkan, Tindak, dan Pendidikan Karakter, dikembangkan sebagai panduan sistematis untuk mencegah dan menangani kekerasan di lingkungan pendidikan. Program ini dikemas dalam kegiatan diseminasi yang berlangsung selama dua hari, Senin dan Selasa, 10 hingga 11 November 2025, dengan melibatkan guru dan siswa SMK Islam Kanigoro.

Baca Juga : Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Roadshow Anti Bullying Bersama Jaksa dan Polisi di 6 Sekolah

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) tahun anggaran 2025. Inovasi ini diinisiasi oleh tim pengabdian masyarakat Unisba Blitar yang diketuai oleh Ida Putri Rarasati, S.Si., M.Pd., dengan anggota dosen Ida Putriani, S.Pd., M.Pd., dan Muhammad Iqbal Baihaqi, S.Pd., M.Pd. serta dua mahasiswa, Ifa Zulfatul Khoiriyah (PPKn) dan Muhammad Pramudya Riadid (PGSD).

Ketua tim PKM, Ida Putri Rarasati, menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen perguruan tinggi dalam mendukung terciptanya sekolah yang bebas kekerasan. Ia menyebut, integrasi sistem pelaporan berbasis website akan menjadi langkah penting dalam memperkuat peran Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (Satgas PPKSP) di SMK Islam Kanigoro.

 “Kami ingin website sekolah dimanfaatkan tidak hanya untuk informasi akademik, tetapi juga sebagai sarana edukatif pencegahan kekerasan dan media pelaporan kasus yang mudah, aman, dan efisien,” ujar Ida.

Ia menambahkan, sistem ini memungkinkan korban maupun saksi kekerasan untuk melapor tanpa takut identitasnya terbuka. “Dengan media pelaporan yang aman, siswa akan lebih berani bersuara, sehingga tidak menyimpan beban psikologis yang bisa berdampak panjang,” katanya.

Unisba

Selain memperkenalkan sistem pelaporan digital, tim Unisba Blitar juga menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan kekerasan yang disesuaikan dengan regulasi di SMK Islam Kanigoro. Prosedur ini akan menjadi acuan bagi Satgas PPKSP dalam menerima, memproses, dan menindaklanjuti setiap laporan kekerasan di lingkungan sekolah.

Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unisba, Ida Putriani, S.Pd., M.Pd., menekankan pentingnya gerakan anti kekerasan dilakukan secara berkelanjutan dan terintegrasi. Menurutnya, pencegahan kekerasan bukan hanya tanggung jawab guru atau pihak sekolah, tetapi seluruh warga pendidikan.

“Gerakan ini diharapkan dapat menumbuhkan empati sosial dan kesadaran kolektif. Ketika seluruh warga sekolah memahami bentuk dan dampak kekerasan, mereka akan lebih peka terhadap lingkungan dan berani melapor bila melihat pelanggaran,” ujar Ida Putriani.

Sementara itu, dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Muhammad Iqbal Baihaqi, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa Model Silap Tikar dirancang untuk melibatkan seluruh komponen sekolah secara aktif — dari guru, siswa, hingga tenaga kependidikan. Pendekatan ini menggabungkan aspek edukatif, teknologi, dan karakter.

Baca Juga : HKN ke-61, DPRD dan Pemkab Blitar Teguhkan Komitmen Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Produktif

“Model ini tidak hanya fokus pada pelaporan, tapi juga pada proses pendidikan karakter bagi pelaku dan pemulihan bagi korban. Ini adalah upaya agar sekolah menjadi ruang yang sehat dan humanis,” jelas Iqbal.

Dalam pelaksanaan kegiatan, tim Unisba juga menggelar workshop dan Forum Group Discussion (FGD) untuk menganalisis keterbacaan dan efektivitas penggunaan model Silap Tikar berbantuan website. Guru dan siswa dilibatkan langsung dalam simulasi penggunaan sistem pelaporan online serta pembahasan kasus-kasus simulatif yang sering muncul di lingkungan sekolah.

Program ini menjadi wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung kebijakan pemerintah melalui implementasi Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan. Unisba Blitar menjadi salah satu kampus di Jawa Timur yang aktif mendorong digitalisasi sistem pelaporan kekerasan di sekolah menengah.

Ida Putri Rarasati berharap, model kolaboratif ini dapat direplikasi di sekolah lain di Kabupaten Blitar. “Kami ingin SMK Islam Kanigoro menjadi contoh baik penerapan sistem pelaporan kekerasan yang inovatif dan ramah anak. Jika model ini berjalan efektif, kami siap mendampingi sekolah lain untuk mengadopsinya,” ujarnya.

Dosen

Kolaborasi antara Unisba Blitar dan SMK Islam Kanigoro ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang menciptakan ruang yang aman bagi pertumbuhan karakter. Melalui integrasi teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan, kampus dan sekolah bergerak bersama untuk menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi kekerasan di ruang pendidikan.


Topik

Pendidikan, Unisba Blitar, SMK Islam Kanigoro, Silap Tikar, Website, Cegah Kekerasan,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.



cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette