Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik Menuju Kursi Pringgitan 2020 (5)

Kerap Tak Diperhitungkan, Loncatan Figur 'Kuda Hitam' Tidak Bisa Dianggap Sepele, Dua Figur Ini Misalnya

Penulis : Dede Nana - Editor : Heryanto

10 - Jul - 2019, 17:38

Placeholder
Ilustrasi kuda hitam yang kerap loncatannya tak terduga dalam dunia politik (Ist)

Fenomena munculnya "kuda hitam" dalam percaturan politik di Indonesia, tidak lepas dari berbagai faktor yang terjadi dalam tubuh partai politik (parpol) sendiri. Selain tentunya juga didorong oleh harapan besar masyarakat terhadap para calon pemimpinnya di masa datang.

Harapan besar masyarakat yang juga kerap tersandung dengan berbagai ulah oknum politikus dengan kendaraan parpol apapun kerap juga membuat masyarakat berharap banyak terhadap para tokoh yang "bukan asli" kader partai itu sendiri.

Tokoh-tokoh ini pula yang mereka harapkan berkecimpung dan direspons cepat oleh parpol di jagad politik di tengah masih kuatnya paradigma bahwa untuk menjadi pemimpin daerah wajib berasal dari kader parpol.

"Masyarakat saat ini bukan hanya melihat parpolnya saja. Tapi sosok yang diusungnya. Walau bukan kader partai, misalnya, kalau sosok itu memenuhi harapan masyarakat, akan lebih diterima. Dan parpol pun akan membuka pintu lebar bagi sosok-sosok tersebut,"kata Abdul Musawir Yahya, Ketua Departemen Organisasi dan Pembinaan Perkumpulan Gerakan Kebangsaan Jawa Timur (PGKJT), Rabu (10/07/2019) kepada MalangTIMES.

Sosok-sosok inilah yang disebut "kuda hitam" dalam percaturan politik Indonesia. Dimana parpol dituntut untuk jeli melihat sosok tersebut dan merangkulnya menjadi bagian dari mesin partainya. 

Hal ini pun terlihat dalam perhelatan Pilkada Kabupaten Malang 2020. Di saat parpol pereguk suara terbanyak masih euforia atas kemenangan pada pemilu 2019. Masyarakat sudah ramai membicarakan sosok para kuda hitam di luar parpol yang dianggapnya memiliki kapasitas mumpuni dan dibutuhkan di Kabupaten Malang.

Menelisik bursa nama para balon Kepala Daerah di Kabupaten Malang, unsur non parpol cukup banyak yang diperbincangkan masyarakat. Bahkan beberapa pengamat juga mengatakan kuda hitam Pilkada 2020 patut diperhitungkan.

Prof Mohammad Bisri, eks Rektor UB Malang, adalah salah satu kuda hitam itu. Terlepas ke depan bersedia tidaknya dipinang parpol, Bisri memiliki kelengkapan untuk menjadi pemimpin di tahun 2020. 

Integritas, misalnya, sebagai syarat pertama yang diharapkan masyarakat melekat pada sosok rektor UB ke-12 ini. Rekam jejaknya sebagai akademisi yang lurus dan memiliki konsep dan desain pembangunan yang menghasilkan karya nyata, telah teruji. Karier pria kelahiran Malang, 25 November 1958 tersebut dimulai tahun 1990 sebagai Ketua Persatuan Insinyur Indonesia, Cabang Malang.

Bisri pun masuk radar berbagai pengamat politik dan organisasi masyarakat atas berbagai kiprahnya selama ini. Tidak heran jika para aktor politik ini memunculkan figur Bisri dalam bursa balon Kepala Daerah Kabupaten Malang 2020.

"Kalau menilik integritas dan kemampuan memiliki konsep serta popularitas, Prof Bisri yang masuk dalam radar kami sebagai balon Kabupaten Malang," ujar Abdul yang juga akan terus melakukan survei ke masyarakat terkait berbagai tokoh yang kini sedang hangat diperbincangkan.

Selain Bisri, ada sosok pengusaha dan pendiri GOD Manajement School,  Hari Cahyono. Pria kelahiran Malang 12 Desember 1975 akan menjadi kejutan juga dalam Pilkada 2020. Bahkan, Heri telah mendeklarasikan keikutsertaannya dalam kontestasi politik lima tahunan ini.

Melalui slogan "Malang Jejeg" Hari juga bersiap di jalur independen atau non partai.

"Saya bersama Malang Jejeg siap mengikuti pencalonan lewat jalur independen. Persiapan terus kami lakukan, bahkan kami sudah melakukan kontrak politik bersama masyarakat. Baik dari  petani, peternak, pedagang maupun pelaku UMKM,"ujar Hari.

Abdul juga menyampaikan, untuk sosok Hari yang dikawal komunitas Malang Jejeg, bisa jadi kuda hitam. 

"Saya kenal dengan komunitas itu yang memang eksis membangun terwujudnya masyarakat yang berintegritas. Sosok Hari juga dikenal cukup baik. Cuma memang butuh kerja keras untuk itu di tengah nama-nama yang memiliki elektabilitas tinggi," ucapnya.

Selain kedua sosok tersebut, beberapa nama lainnya pun bisa dimasukkan sebagai kuda hitam dalam Pilkada 2020 di Kabupaten Malang. Siapa saja mereka, simak terus berita serial "Menuju Kursi Pringgitan 2020" hanya di MalangTIMES.


Topik

Politik



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Heryanto